Senin 22 Jan 2018 11:14 WIB

Disparitas Politik Picu Persetujuan LGBT

Disparitas politik terbukit dengan banyaknya aspirasi publik yang beda dengan parpol.

Rep: Novita Intan/ Red: Andi Nur Aminah
Anggota Komnas HAM Maneger Nasution
Foto: Republika/Musiron
Anggota Komnas HAM Maneger Nasution

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menanggapi pernyataan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR RI) Zulkifli Hasan, yang menyebut saat ini sudah ada lima fraksi di DPR RI yang menyetujui perilaku lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) berkembang di Indonesia. Wakil Ketua Majelis Hukum PP Muhammadiyah, Maneger Nasution, mengatakan jika hal itu benar adanya, maka semakin menjadi terang benderang bahwa di negeri ini masih terjadi disparitas politik.

"Disparitas politik tersebut dibuktikan dengan banyaknya aspirasi publik yang justru berlawanan dengan partai politik atau pun para anggota DPR, yang sejatinya mewakili suara rakyat. Lihat saja publik maunya A, tapi partai politik di DPR maunya B," ujarnya kepada Republika.co.id, Jakarta, Senin (22/1).

Ia meminta, publik sejatinya mencatat dengan baik parpol-parpol yang menyetujui LGBT yang jelas-jelas tidak sesuai dengan Pancasila, konstitusi, UU, budaya dan agama-agama di Indonesia. "Publik berhak mengevaluasi partai-partai itu," ucapnya.

Sebelumnya, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengaku terkejut, mengetahui pernyataan Ketua MPR RI Zulkifli Hasan terkait adanya lima fraksi di DPR RI yang menyetujui prilaku lesbian, gay, biseksual, dan transgender atau transeksual (LGBT) di Indonesia. Apalagi, kata dia, semua agama tidak mentolerir segala bentuk prilaku LGBT.

"Saya kaget sekali berita itu (lima fraksi menyetujui LGBT, Red). LGBT itu sesuatu yang sama sekali tidak ditolerir sama agama apa pun, apalagi agama Islam. Semua agama tidak mentolerir tindakan prilaku LGBT itu," kata Lukman di Kampus Universitas Muhammadiyah Surabaya, Jalan Raya Sutorejo Nomor 59, Mulyorejo, Surabaya, Sabtu (20/1).

Lukman kemudian berpendapat, pendidikan terhadap orang tua lebih penting diberikan daripada terhadap anak-anak. Karena, dari orang tua yang terdidik lah akan lahir generasi penerus bangsa yang berkualitas. "Jadi ini salah satu contoh betapa perubahan yang terjadi oleh teknologi informasi itu mengubah nilai-nilai yang selama ini kita anut, yang kemudian memgalami pergeseran," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement